Kamis, 01 Juli 2010

FALLING IN LOVE

Sejak dahulu manusia ada selalu didasarkan atas cinta. Walaupun terkadang cinta itu hanya bersifat sesaat. Manusia sampai kapanpun tetap sebagai makluk pencari dan penyebar cinta. Ia selalu ingin dicintai dan mencintai. Cinta adalah sebuah harta tak ternilai yang dimiliki oleh hati manusia. Cinta pula yang membuat hidup manusia semakin bermakna. Tanpa cinta hidup terasa hambar, bahkan gairah hidup seakan terkikis olehnya. Ia hadir untuk memberi hidup lebih hidup.
Cinta membuat segala sesuatu menjadi indah dari apa yang dianggap oleh orang lain tidak indah. Ia pun membuat sesuatu luar biasa dari apa yang biasa. Ia seolah membuat banyak hal menjadi lebih bermakna yang oleh orang lain kurang bermakna.
Cinta sebenarnya lahir dari keinginan untuk mencintai dan.dicintai. Seseorang mengatakan ia mencintai seorang yang lain serentak dengan itu ia mengaharapkan agar yang lain itu mencintainya. Secara simple subyek yang mencinta saling mengharapkan. “Aku mencintai kamu konsekuensinya adalah kamu juga harus mencintai aku”
Namun pemahaman tentang cinta yang lurus adalah ia bersifat tidak memaksa. “aku mencintai kamu dan adalah hakmu untuk mencintai aku”. Jadi dalam urusan cinta seseorang bisa menjadi pemuja rahasia. Cinta itu bersifat membiarkan hati untuk menemukan jawaban dari sebuah pencarian tentang hakekat hidup manusia. Mencintai adalah menciptakan ruang untuk hati dapat berbicara secara tulus, lurus dan jujur. Mencintai adalah menerima apa kata hati. Mencintai adalah mendengarkan bisikan hati, karena ia adalah pusat perasaan asali manusia. Ia tidak mungkin berbohong. Ia hanya bisa mengatakan apa yang seharusnya ia katakan. Ia menjujung tinggi nilai kebenaran.
Pendek kata, sebuah perasaan yang lahir dari hati adalah sebuah ungkapan kejujuran. Ia bisa memberi tanpa harus memaksa untuk menerima. Ia hanya mempunyai kewajiban untuk memberi karena didorong oleh tekanan perasaannya itu. Jadi cinta menunjukkan kehadiran kita tidak terkungkung bagi diri kita seorang. Akan tetapi kehadiran kita seolah tidak bernilai bagi diri sendiri tetapi bernilai bagi orang lain. Karena dalam cinta kita membaktikan diri bagi kehidupan banyak orang. “aku hadir untukmu lebih besar nilainya dari pada aku ada untuk diriku”
Uraian di atas menghantar kita pada satu persoalan mendasar yaitu “mengapa aku mencintai kamu”. Apakah aku tulus mencintai kamu dan apa dasarnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Neneku guruku