Kamis, 01 Juli 2010

HARGA DIRI CALON PEMIMPIN

Di tengah harga bahan pokok kebutuhan manusia melambung tinggi membuat manusia semakin kelimpungan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Beberapa pihak mengangkat sebuah perbandingan dengan cara menurunkan harga dirinya (biar harga kebutuhan pokok melambung yang terpenting harga diri terjangkau banyak pihak). Dalam pada itu manusia tidak tinggal diam. Ia selalu mencari sesuatu yang merupakan solusi instan dari kehidupannya yang semakin menantang. Pada situasi seperti ini masih santer apabila orang kembali menggemakan bunyi hukum rimbah. Struggle for life dan struggle of life menjadi harga mati untuk bisa bertahan hidup di tengah krisis ini.
Pada saat di mana akan diadakan pemilihan figure tertentu menjadi pemimpin di sana akan terlihat situasi yang amat berseberangan. Ambil contoh pada saat PILEG, akan muncul sebuah situasi dalam harga diri manusia amat dipertaruhkan. Para calon mulai menurunkan harga jual dirinya sampai pada tingkat paling nista sekalipun. Amat sering mereka terlihat menaruh perhatian penuh terhadap nasib anak bangsa, mereka menjadi amat dermawan. Pada saat situasi berubah berdasarkan derajat farenheit.
Ada satu situasi yang amat menarik pada saat itu. Para calon mulai merasa bahwa kehadiran tumbuhan menjadi hal yang cukup penting dalam menghantar dia ke kursi legislative. Pohon yang mungkin hanya sebagai paru-paru hidup beralih fungsi menjadi sarana pemajangan poster para calon. Para calon rela menggantungkan dirinya dipohon, mereka menjadi sahabat pepohonan. Namun kalau ditanya berapa banyak pohon yang pernah mereka tanam sebagai bukti bahwa mereka mencintai alam. Tentu pertanyaan ini akan hilang pergi tertiup angin tanpa ada jawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Neneku guruku