Menatap rembulan tak bercahaya, gelap menyeramkan
meraih mentari tertutup awam, samar dipandang mata
menengok kedipan bintang-gemintang indah menawan
tengah malam sunyi mencekam
Manusia telah lelap tertidur tak sadarkan diri
Seekor kelelawar terbang mencari makan ke
kembali semula perutnya penuh udara lapar tak tertahankan
Elang terbang mencari mangsa
Semuanya tiada, semua menghilang
Pulang menggendong kelaparan menggantung nyawa
Angin berhembus, halus berlalu, pelan beranjak melambaikan dedaunan pepohonan
Bening berlalu tak meninggalkan jejak
Tak kuasa ditatap mata, hanya rasa dapat diandalkan
Tak ingin dibelai pramuria
Sebongkah batu mati terpaku
Diam berada tanpa bicara pun sepatah kata
Kuat perkasa, laksana baja
Keras mendendam tak menyerah
Hanya menanti hujan membasahi
Meluluhkan badan, berdamai dengan tanah dan siap mengalah tanpa bicara
Puteri membelai harapan tak pasti
Semua menanti
Apakah yang akan terjadi……?
tapi……
Kapan penantian berbuah manis
Kapan penungguan berbungah melatih
Kita menanti tiada pasti
Menggenggam bayangan tak jelas
Menggendong impian layu, kaku, lemas terkulai
Pastilah badai
Menyergap kelaparan dan menguruskan badan
Datang menyerang dahaga, menyerbu nyawa
Jiwa terancam, hati gunda gulana
Siapakah bertanggung jawab…….?
Ajal datang
Bersiaplah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar