Kamis, 01 Juli 2010

KOMPACK COY….

Manusia adalah individu yang memiliki keunikan satu dengan yang lainnya. Keunikan ini menghantar manusia sebagai pribadi yang berbeda. Keberbedaan ini meletakan satu tanggung jawab pada manusia untuk mampu menemukan cara tertentu untuk menjalin relasi persaudaraan antara satu dengan yang lainnya.
Ketika kita berpikir manusia sebagai seorang pribadi yang utuh di sana melekat pada dirinya segala sifat dan sikap yang bisa jadi amat berseberangan antara orang perorangan. Namun apapun itu, tidak ada kata lain bagi manusia untuk membangun suatu kekuatan melalui daya kekompakan yang terbentuk dari semangat persaudaraan dan keterbukaan.
Untuk dapat menjalin relasi dengan pribadi yang lain, cara yang pertama adalah kita harus melihat pribadi yang lain sebagai subyek yang juga memiliki berbagai kemampuan, dan melaluinya kita mendapat banyak manfaat. Emanuel Levinas, seorang filsuf berkebangsaan Prancis mengatakan bahwa untuk dapat menjalin relasi yang intim dengan sesama yang lain, hal yang mesti diperhatikan sebagai langkah awal adalah melihat orang lain sebagai manusia yang memiliki segala kemampuan dan dapat diajak untuk bekerja sama. Levinas mengatakan bahwa orang lain adalah alter ego atau aku yang lain. Orang lain adalah aku atau saya, tetapi saya yang lain. Dengan cara pandang orang lain adalah saya, maka sudah barang tentu kita dapat menerima kehadiran orang lain dengan lapang seperti kita menerima dan mengakui keberadaan diri sendiri.
Walaupun demikian dalam diri manusia tetap menyimpan berbagai hal yang menghantar ia tidak sepaham dengan yang lain. Dengan berbagai dalih apapun, sebenarnya tak ada kata dan upaya dari insan yang menyebut dirinya manusia untuk menciptakan duri dalam daging yang menimbulkan bahaya laten bagi keutuhan suatu kelompok. Kita sadar bahwa sebagai manusia tentu tak dapat dipisahkan dari adanya rasa iri hati dan cemburu, rasa tidak puas, rasa tidak suka atau ego yang berlebihan dan berbagai rasa yang menempatkan kita berseberangan dengan orang lain, namun ini tidak boleh menjadi alasan untuk menempatkan diri jauh dari orang lain. Jika demikian kita seakan berada di kamar yang berbeda dari rekan akrab, kita seolah berada di dunia yang lain pada tempat yang sama dan kita seolah berada pada ruangan yang gelap dikala rekan lain menikmati cahaya rembulan. Ini semua adalah hasil bentukan daya kerja pikiran dan perasaan sendiri.
Untuk menciptakan hal di atas, manusia membutuhkan sebuah pengertian dalam kehidupannya. Olehnya memahami orang lain adalah suatu keharusan. Secara umum manusia tidak membutuhkan sebuah pengertian baru, karena otak manusia amat kaya dengan banyak pengertian, akan tetapi ia membutuhkan konsep untuk membaharui pengertian lama menjadi lebih baik dan benar. Karena pada dasarnya dengan adanya pengertian hal itu membuat manusia lebih mampu memandang sesuatu secara fair.
Pengertian yang baik harus didasarkan atas perpaduan antara kemampuan analisa intelek terhadap sesuatu, yang disandingkan dengan semangat hospitalitas terhadap sesuatu yang lain. Mahatma Gandhi pernah mengatakan bahwa sebenarnya “permasalahan yang ada di muka bumi ini bisa terselesaikan apabila ketika mencari solusi pihak yang berkompeten berdiri pada kepentingan orang yang bermasalah”. Namun kenyataan mereka mendasarkan pikirannya pada kemampuan pribadi yang sebenarnya jauh dari harapan pihak yang bermasalah.
Pengertian positif menjadi dasar untuk meracik semangat kebersamaan. Jadi pengertian yang baik dan benar merupakan dasar bagi seseorang untuk membangun sebuah kekompakan mencapai kehidupan yang bahagia, dan suasana kerja yang nyaman. Dasar dari kebahagiaan itu tidak terletak pada materi tetapi ia ada dan berada pada kedalaman diri manusia itu sendiri yaitu hati. Hal itu menyangkut hati untuk berkata secara jujur dan jujur, serta hati yang mendorong seseorang melakukan sesuatu demi kebaikan bersama. Jadi kebahagiaan itu terletak pada pemahaman kita tentang arti kehadiran manusia atau diri kita. Untuk siapa aku ada, mengapa aku ada, apa yang aku lakukan kalau aku sudah berada, bagaimana aku mewujudkan adanya aku?
……….Please make anything to grow up our unity spirit……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Neneku guruku