Kamis, 01 Juli 2010

Kentut

Dari manakah asal mula kentut…..?

Kentut menunjukkan sebuah reaksi tidak nyaman dalam perut. Reaksi tersebut harus diuarkan ke luar tubuh manusia, agar ia bisa bergabung dengan unsur aslinya yaitu udara, di sana ia akan kembali segar berseri dan tidak menciptakan polusi.
Apa pentingnya kentut bagi manusia….? Tentu semua orang merasakan bagaimana jika udara hampa nan kotor telah hembus berlalu maka kelegahan amat terasa. Kentut menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres di bagian dalam tubuh manusia (perut). Orang bilang “ apa yang tidak layak berada dalam tubuh manusia, harus sesegera mungkin di keluarkan”. Akan tetapi, kita harus epan papan angon wongso (tahu waktu dan tempat) baru bisa bertindak.

Dari manakah asal mula kentut…..?

Coba kita menghantar pemahaman berjalan searah alur berpikir di bawah ini…..
Yang disebut kentut adalah bunyi yang berasal dari dalam tubuh manusia yang disalurkan melalui anus. Dari bunyi tersebut tersemburlah udara yang sekian sering amat mengganggu pernafasan. Sebutan udara dapat pula disejajarkan dengan hawa. Tentu semua orang tahu, siapakah Hawa? Hawa adalah seorang manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang berjenis kelamin wanita. Dari alur berpikir ini dapat ditarik asumsi bahwa kentut itu berasal dari wanita atau produksi kentut awal mulanya adalah wanita.
Oleh karena semua individu yang hadir ke dalam dunia harus melalui seorang wanita, maka semua manusia juga menerima bias kentut tersebut, agar wanita tidak merasa malu memikul dan mengasilkan udara busuk ke dalam dunia (khususnya kentut).

Wallahu alam……………………….

JANGAN ADA HATI MENYIMPAN DUSTA

Pernakah ada dusta diantara kita? Apabila pernah. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah kita dilahirkan untuk berdusta?
Dusta dan manusia adalah dua variable yang saling membutuhkan. Dusta membutuhkan manusia untuk tetap eksis dan stand by in the world. Manusia membutuhkan dusta untuk menyelamatkan dirinya dari berbagai jeratan yang sekian sering dibuatnya sendiri. Jika demikian, secara tidak seimbang dapat dikatakan”dusta adalah manusia dan manusia adalah dusta”
Mengapa manusia gemar berdusta?
Manusia melakukan dusta untuk membentengi diri, agar tidak diketahui tabiat aslinya. Berdusta adalah upaya pembenaran diri sendiri. Dusta itu dilakukan oleh orang pertama dalam pembicaraan dengan orang kedua, tentang orang ketiga. Contoh, si A berbicara sesuatu yang buruk tentang si C kepada si B. Bertarti yang berdusta adalah si A dan yang didustai adalah si C.
Siapa yang didustai?
Secara dangkal orang melihat dusta itu dilakukan seorang kepada seorang lain tentang orang lain lagi (orang ketiga) dalam hal ini yang didustai adalah orang ketiga. Dusta adalah upaya pembohongan dan penipuan diri. Secara mendalam dapat mengerti bahwa orang yang berdusta adalah orang yang bukan saja membohongi orang lain tetapi juga membohongi dirinya sendiri. Jika demikian halnya, maka siapakah saya untuk diri saya? Saya adalah orang yang tidak begitu berarti bagi diri sendiri apalagi bagi orang lain.
Siapakah pendusta….?
Orang yang berdusta adalah orang yang lemah yang tidak berani menilai siapakah ia sebenarnya. Oleh sebab itu, segala ketidakberesan dilimpahkan kepada orang lain. Orang yang berdusta adalah orang tidak mau berubah, ia membangun tembok kuat nan kokoh untuk mengahalau berbagai kritikan dan saran yang membangun.
Apa itu dusta….?
Dusta terjadi dalam omongan. Dusta berarti menyampaikan suatu informasi kepada orang lain tentang sesuatu yang tidak benar. Tidak salah jika Amry Palu (seorang penyanyi) mengatakan bahwa dusta atau fitnah lebih kejam dari membunuh. Sebab dusta akan menyakitkan seumur hidup. Ini berarti jika seseorang berbicara sesuatu dan apa yang dibicarakan itu benar, bukan dusta. Dusta mengandaikan sebuah persaingan yang tidak sehat. Orang yang tdak mampu bersaing tentu akan melakukan dusta. Maka dusta adalah ungkapan kelemahan seseorang.
Broery Marantika dan Dewi Yul melantunkan sebuah lagu berjudul “jangan ada dusta di antara kita”. Inilah ungkapan kesetiaan, kerja sama, kekompakan, rasa saling percaya. Intinya ingin membangun sebuah kehidupan yang bahagia. Saya mengungkapkan apa adanya tentang anda dan itu harus diterima, inilah sebuah kejujuran bukan dusta. Semua ini berujung pada upaya pembaharuan hidup. Sebab saya tidak tahu apa yang saya tidak tahu, setelah saya tahu apa yang saya tidak tahu maka tahulah saya tentang apa yang saya tidak tahu. Dan ini saya dapat dari orang lain, karena kejujuran mereka dan keterbukaan saya.
Jika demikian halnya, maka kita sepakat dan ingin memulai hidup baru dengan berlandaskan pada

FITRAH, FITNAH DAN FITNES

Kata fitrah, fitnah dan fitnes merupakan tiga kata kembar yang tiga huruf awalnya sama yaitu fit. Kata fit sendiri berarti segar-bugar, sehat, kokoh, kuat dan secara fisik sangat siap untuk melakukan tugas tertentu. Namun penambahan tiga huruf terakhir membuat makna dari kata tersebut menjadi amat jauh berbeda.
Berdasarkan kamus bahasa Indonesia karya Drs. Suharto dan Drs. Tata Iryanto, kata fitrah berarti derma sesudah habis puasa. Ini berarti derma diberikan sebagai sebuah bukti bahwa seseorang telah mencapai kemenangan setelah menjalani puasa. Fitrah mengungkapkan kebahagian dan ketulusan hati seseorang. Namun apalah arti dari aksi pemberian jika pemberian itu sendiri tidak halal. Artinya bagaimanakah seseorang dikatakan memberi fitrah dengan iklas jika apa yang ia berikan didapat dengan cara yang tidak halal. Dan di manakah nilai fitrah dan kemenangannya? Sebab fitrah itu dijalankan dengan cara memberikan sebagian harta milik bagii orang yang tidak empunya.
Kata Fitnah berdasarkan kamus bahasa Indonesia menunjukkan arti perkataan atau perbuatan yang menjelekkan, mencelakakan orang lain. Artinya fitnah itu dilakukan eseorang terhadap orang lain. Semua orang tentu pernah mengalami bagaimana rasanya kalau di fitnah dan bagimana rasanya memfitnah. Sebuah pertanyaan: mengapa manusia memfitnah dan apa manfaatnya.
Pada dasarnya fitnah itu dilakukan manakala seseorang tidak suka terhadap orang lain. Singkat kata fitnah itu dilakukan sebagai reaksi atas perasaan jengkel terhadap seseorang. Jika kita tidak suka terhadap seseorang tentunya segala predikat buruk kita letakan pada dirinya. Ingat kata adalah senjata yang sudah terisi penuh amunisi dan bisa ditembakan kapan dan di mana saja. Apakah ini baik? jika ini adalah hal buruk, mengapa kita melakukannya? Singkat kata, manusia gemar melakukan sesuatu yang tidak baik bagi orang lain akan tetapi menguntung dirinya. Jika demikian siapakah kita di hadapan orang lain?
Sekian sering seseorang memfitnah atau menjelekkan orang lain serentak dengan itu ia mau menyatakan dirinya sebagai orang baik.
Fitnes merupakan suatu aktivitas kebugaran yang bertujuan untuk menyehatkan tubuh. Fitnes adalah suatu kegiatan yang membentuk kekuatan otot atau fisik. Sebuah adagium mensana in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat jiwa dan pkiran yang sehat). apakah ini benar? Sekarang zaman sudah berubah, seiring dengan itu adagium inipun berubah di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran dan perbuatan yang jahat. Lihat saja kenyataan di lapangan, justru orang orang sehatlah yang moralnya bejat dan membahayakan nyawa orang lain.
Benang merah yang dapat menyatukan tiga kata (fitrah, fitnah dan fitness) ini adalah perbuatan yang baik (fitrah) dapat mengahantar manusia untuk bersikap secara wajar, baik bagi dirinya maupun orang lain. Kekuatan hati manusia dapat mengarahkan kita ke jalan yang benar. Pendek kata daya dari upaya mendekatkan diri kepada yang Ilahi dapat melenyapkan segala rencana jahat. Sebab manusia pada hakekatnya memiliki benih kebaikan yang terkandung dalam dirinya. Untukm itu ia harus…………

Bagaimanakah kita bersikap……………..? up to you……
tentukan pilihan dan tetapkan langkah serta mulailah berbuat
segalanya belum terlambat…….

siapa yang punya hati hendaknya merasa
siapa yang punya niat, ciptakan perubahan
untuk mem-fitrah-kan diri

CPNS

Sebuah situasi yang tak kunjung pudar dan menghilang mana kala pemerintah ingin merekrut tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu adanya para guru yang meninggalkan (mohon pamit undur) pekerjaan sebagai guru SDS Sari Lestari di PT. SBK untuk mengadu nasib di tempat lain. Mereka masih tetap ingin menjadi guru dan memang itulah profesi mereka dan untuk itu pulalah mereka dididik dan ditempah demi membantu mensejahterahkan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Situasi seperti ini tentu amat memprihatinkan dan amat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Dari satu sisi orang merasa bahwa hal ini tak perlu dirisaukan karena memang sudah menjadi hal yang lazim. Yang dipermasalahkan bukan “pamit undurnya” para guru tetapi akibat dari yang ditimbulkan dari hal itu.
Kenyataan ini berdampak pada situasi siswa, dalam mana mereka tidak konsen menerima pelajaran yang ditinggalkan oleh guru tertentu yang selanjutnya diambil alih oleh guru lain. Hal ini membutuhkan waktu bagi mereka untuk beradaptasi dengan guru yang walaupun sudah mereka kenal, tetapi hadir ke hadapan mereka dengan membawakan mata pelajaran yang berbeda. Alhasil, ada diantara mereka yang tidak menyukai guru tertentu untuk membawakan mata pelajaran yang ditinggalkan oleh guru yang telah “melambaikan tangan” sebagai tanda perpisahan. Akan tetapi guru yang sama mereka suka untuk membawakan mata pelajaran yang lain.
Hal ini disebabkan mereka telah merasa nyaman dan in dengan mantan guru bersangkutan. Semua ini berakibat pada semangat belajar mereka akan menurun. Mereka tidak mempersoalkan kemampuan dari guru, yang dipersoalkan adalah relasi kedekatan atau cara menyajikan materi.
Menghadapi permasalahan seperti ini siapakah yang harus menjadi kambing hitam? Apakah ini sebuah kesalahan pemerintah yang membuka lapangan pekerjaan dengan jaminan kehidupan yang lebih layak? Jika demikian pemerintah turut menciptakan kehancuran kehidupan kita yang telah nyaman. Apapun yang terjadi ini adalah sebuah keputusan yang harus diambil, mengingat di sana ada kans yang amat menjanjikan.
Aku pergi dengan harapan mendapat sesuatu yang lebih baik dari tempat sebelumnya. Ini tentu menjadi harapan semua orang, akan tetapi kenyataan dari harapan ini menjadi sesuatu yang tidak pasti. Untuk bisa membuat seseorang tetap pada keputusannya untuk meninggalkan kemapanan adalah ia harus membangkitkan keyakinan dan kepastian dalam hati bahwa ia menjadi orang yang amat layak mendapat satu posisi dari formasi yang ditawarkan.
Namun perlu dicatat bahwa sejarah sekian sering berjalan berlawanan dengan keinginan subyeknya. Saya keluar dari sini ingin menjadi seorang PNS, setidaknya nasibku lebih dari tempat sebelumnya ternyata semuanya sia-sia. Keinginan tinggal keinginan dan kenyataan berjalan bertolak belakang. Siapa yang salah? Apakah saya yang salah dalam mengambil keputusan atau pemerintah yang salah karena telah membuka peluang kerja yang menggiurkan saya? Semua telah berlalu tak ada yang harus dipersalahkan dan sekarang tinggal mengambil langkah baru untuk berusaha lagi menggapai kenyataan hidup yang telah sirna dan meraih kembali mimpi-mimpi yang telah dicuri dan dibawa pergi hembusan angin.
Semuanya sia-sia. Serasa aku membuang emas dalam genggaman dan ingin menggapai perak yang berada di tengah lautan. Dan ketika aku ke sana perak tersebut telah dihempas gelombang entah ke mana.

KOMPACK COY….

Manusia adalah individu yang memiliki keunikan satu dengan yang lainnya. Keunikan ini menghantar manusia sebagai pribadi yang berbeda. Keberbedaan ini meletakan satu tanggung jawab pada manusia untuk mampu menemukan cara tertentu untuk menjalin relasi persaudaraan antara satu dengan yang lainnya.
Ketika kita berpikir manusia sebagai seorang pribadi yang utuh di sana melekat pada dirinya segala sifat dan sikap yang bisa jadi amat berseberangan antara orang perorangan. Namun apapun itu, tidak ada kata lain bagi manusia untuk membangun suatu kekuatan melalui daya kekompakan yang terbentuk dari semangat persaudaraan dan keterbukaan.
Untuk dapat menjalin relasi dengan pribadi yang lain, cara yang pertama adalah kita harus melihat pribadi yang lain sebagai subyek yang juga memiliki berbagai kemampuan, dan melaluinya kita mendapat banyak manfaat. Emanuel Levinas, seorang filsuf berkebangsaan Prancis mengatakan bahwa untuk dapat menjalin relasi yang intim dengan sesama yang lain, hal yang mesti diperhatikan sebagai langkah awal adalah melihat orang lain sebagai manusia yang memiliki segala kemampuan dan dapat diajak untuk bekerja sama. Levinas mengatakan bahwa orang lain adalah alter ego atau aku yang lain. Orang lain adalah aku atau saya, tetapi saya yang lain. Dengan cara pandang orang lain adalah saya, maka sudah barang tentu kita dapat menerima kehadiran orang lain dengan lapang seperti kita menerima dan mengakui keberadaan diri sendiri.
Walaupun demikian dalam diri manusia tetap menyimpan berbagai hal yang menghantar ia tidak sepaham dengan yang lain. Dengan berbagai dalih apapun, sebenarnya tak ada kata dan upaya dari insan yang menyebut dirinya manusia untuk menciptakan duri dalam daging yang menimbulkan bahaya laten bagi keutuhan suatu kelompok. Kita sadar bahwa sebagai manusia tentu tak dapat dipisahkan dari adanya rasa iri hati dan cemburu, rasa tidak puas, rasa tidak suka atau ego yang berlebihan dan berbagai rasa yang menempatkan kita berseberangan dengan orang lain, namun ini tidak boleh menjadi alasan untuk menempatkan diri jauh dari orang lain. Jika demikian kita seakan berada di kamar yang berbeda dari rekan akrab, kita seolah berada di dunia yang lain pada tempat yang sama dan kita seolah berada pada ruangan yang gelap dikala rekan lain menikmati cahaya rembulan. Ini semua adalah hasil bentukan daya kerja pikiran dan perasaan sendiri.
Untuk menciptakan hal di atas, manusia membutuhkan sebuah pengertian dalam kehidupannya. Olehnya memahami orang lain adalah suatu keharusan. Secara umum manusia tidak membutuhkan sebuah pengertian baru, karena otak manusia amat kaya dengan banyak pengertian, akan tetapi ia membutuhkan konsep untuk membaharui pengertian lama menjadi lebih baik dan benar. Karena pada dasarnya dengan adanya pengertian hal itu membuat manusia lebih mampu memandang sesuatu secara fair.
Pengertian yang baik harus didasarkan atas perpaduan antara kemampuan analisa intelek terhadap sesuatu, yang disandingkan dengan semangat hospitalitas terhadap sesuatu yang lain. Mahatma Gandhi pernah mengatakan bahwa sebenarnya “permasalahan yang ada di muka bumi ini bisa terselesaikan apabila ketika mencari solusi pihak yang berkompeten berdiri pada kepentingan orang yang bermasalah”. Namun kenyataan mereka mendasarkan pikirannya pada kemampuan pribadi yang sebenarnya jauh dari harapan pihak yang bermasalah.
Pengertian positif menjadi dasar untuk meracik semangat kebersamaan. Jadi pengertian yang baik dan benar merupakan dasar bagi seseorang untuk membangun sebuah kekompakan mencapai kehidupan yang bahagia, dan suasana kerja yang nyaman. Dasar dari kebahagiaan itu tidak terletak pada materi tetapi ia ada dan berada pada kedalaman diri manusia itu sendiri yaitu hati. Hal itu menyangkut hati untuk berkata secara jujur dan jujur, serta hati yang mendorong seseorang melakukan sesuatu demi kebaikan bersama. Jadi kebahagiaan itu terletak pada pemahaman kita tentang arti kehadiran manusia atau diri kita. Untuk siapa aku ada, mengapa aku ada, apa yang aku lakukan kalau aku sudah berada, bagaimana aku mewujudkan adanya aku?
……….Please make anything to grow up our unity spirit……….

BUDIDAYA MERANTI

Menikmati sebuah perjalanan selalu membawa nilai tersendiri. Apalagi perjalanan tersebut bisa melepaskan egala ketegangan dari rutinitas harian. Perjalanan tersebut akan semakin indah manakala tempat yang didatangi mempunyai nilai estetis amat tinggi. Banyak orang tentu mendambakan dapat mengunjungi lokasi-lokasi tersebut.
Pada tanggal 26 April 2009 para guru SD SARI LESTARI mengunjungi Camp 53-pembibitan dan Binhut dengan maksud menjelajahi area hutan lindung. Dalam kunjungan tersebut banyak hal yang dijumpai sekaligus menambah wawasan tentang hutan lindung dan cara-cara menjaga kelestarian hutan. Dalam lokasi hutan yang masih asri dan alami terdapat panorama estetis luar biasa.
Kunjungan tersebut dari satu sisi dilihat sebagai aktivitas refresing atau penyegaran, namun lebih dari itu untuk lebih mengenal bagaimana cara budidaya meranti secara lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. SBK dalam melestarikan hutan. Dan juga semua orang mempunyai tugas yang sama untuk menjaga kelestarian alam. Sebab pengenalan yang mendalam akan hutan membuat seseorang lebih mudah untuk melakukan tindakan tertentu dalam upaya melestarikan hutan.
Manusia bisa mengupayakan kehidupannya melalui hasil hutan yang tentunya dilakukan secara santun. Artinya tidak melakukan eksploitasi hutan, akan tetapi memanfaatkan sambil menjaga stabilitas ekosistem yang hidup di dalamnya. Cara yang amat tepat adalah melakukan tebang pilih sembari melakukan tindakan penyelamatan hutan dengan cara reboisasi. Hutan merupakan suatu lokasi yang menyediakan banyak potensi alam, salah satunya adalah kayu. Oleh karena itu banyak orang berusaha memanfaatkan hutan sebagai salah satu bagian dari dunia yang mencukupi kebutuhan hidupnya.
Pada hari Minggu-tanggal 26 April 2009, para guru SDS SARI LESTARI mendekatkan diri dengan hutan ( grow up relation of forest) yang ada di daerah perbatasan antara Propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, tepatnya di kawasan hutan yang dipercayakan oleh pemerintah kepada PT Sari Bumi Kusuma - Kab. Melawi untuk membudidayakannya dan terus menjaga kelestariannya termasuk segala ekosistem yang terkandung di dalamnya. PT SBK Kalimantan Tengah merupakan salah satu perusahaan yang melakukan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik Silvikutur Intensif (Close to nature silviculture) dalam mengelola hutan konsensinya.
Dalam sistem TPTJ, penebangan dilakukan secara selektif. Artinya PT SBK tidak melakukan eksploitasi hutan. Akan tetapi mengelolah hutan secara arif dan bijaksana. Salah satu contoh adalah membuat klasifikasi pohon layak tebang yaitu pohon yang berusia sekitar 25 tahun dan berdiameter minimal 40 cm. Tanggung jawab sistem TPTJ yang diemban oleh PT. SBK tidak berhenti pada aksi penebangan semata, tetapi memiliki tanggung jawab moril untuk menghijaukan kembali area-area yang menjadi sasaran penebangan yaitu dengan cara Tanam Jalur (kepmenhutbun No. 625/Kpts-II/19980) dengan Silvikutur Intensif.
Sistem ini dianggap efektif dalam upaya pencegahan degradasi hutan. Sistem TPTJ dengan Silvikultur Intensif juga bertujuan untuk menjaga dinamika karbon pada hutan tersebut. hal ini membedakan perusahaan yang mengelolah Hutan Tanaman Industri (HTI) dalam mana mereka hanya mementingkan kebutuhan industri tanpa menghiraukan kelestarian hutan.
Ada beberapa masalah yang menjadi latar belakang pegelolahan hutan dilakukan secara sistematis.
1. Adanya kesenjangan permintaan kayu bulat dengan penyediaan. Jadi upaya pegelolahan hutan secara arif menjadi jalan keluar yang cukup bijak.
2. Produktivitas pengelolahan hutan alam masih rendah yaitu hanya sekitar 1 (satu) meter persegi/ha/tahun, dan pegolahan hutan pada cara TPTJ mencapai 4-6 meter persegi/ha/tahun. Artinya sistem TPTJ merupakan cara yang patut diteruskan karena hutan tak akan mengalami kerusakan dan sebagainya.
Pada hekekatnya manusia tak kuasa melawan alam. Maka cara yang paling baik adalah berusaha untuk hidup selaras dengan alam. Caranya adalah tidak melakukan tindakan eksploitasi terhadap alam (hutan). Ketika manusia memanfaatkan hutan demi kebutuhan hidupnya maka ia harus sadar bahwa ia juga bertanggung jawab dalam hal pelestarian hutan tersebut.

Ada beberapa tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh para guru SDS SARI LESTARI. Secara umum tujuan menjelajahi hutan adalah untuk lebih mendekatkan diri dengan alam yang merupakan salah satu penopang kehidupan manusia umumnya. Adapun tujuan lain yang ingin dicapai dari kegiatan yang sama adalah:
1. Menikmati panorama hutan yang penuh dengan nilai estetis.
2. Membangkitkan kesadaran untuk mengambil suatu sikap pro-aktif dalam upaya perlindungan terhadap hutan.
3. Untuk mengenal lebih jauh bagaimana proses pengelolahan hutan yang di lakukan oleh PT. SARI BUMI KUSUMA (SBK).
4. Mengenal lebih jauh tahap-tahap pembibitan hingga penanaman hutan.
5. Untuk mengetahui tahap-tahap seleksi terhadap pohon yang layak ditebang.


Dalam melakukan perjalanan singkat memasuki area hutan lindung dan hutan kelolah PT. SBK, para guru menggunakan metode observasi partisipatoris (partisipation observation) yaitu melakukan terjun langsung ke area jelajah dan menyaksikan sendiri segala hal yang terjadi di sana. Dalam perjalanan tersebut banyak hal yang dijumpai dan tentunya mendapat nilai tambah tentang persoalan seputar hutan.




Berdasarkan hasil kunjungan ke Camp. 53 – pembibitan dan BINHUT yang dilakukan pada hari Minggu 26 April 2009 oleh para guru SDS SARI LESTARI, sekaligus bertanya langsung kepada Bpk Yudhi Hendro S. S Hut (Kabag Perencanaan), penulis mendapat beberapa informasi penting tentang hal-hal yang berhubungan dengan pembibitan meranti.

A. Persemaian
Persemaian dapat dilakukan dengan 5 cara antara lain:
1. Stek Batang
Stek Batang adalah bagian dari batang kayu yaitu ranting yang masih muda. Pembibitan dengan menggunakan Stek Batang yang masih berusia muda karena batang tersebut mempunyai kemampuan mengeluarkan tunas lebih baik dan unggul. Lama pembibitan Stek batang hingga masa siap tanam adalah 1,4 tahun.
2. Semai Biji
Persemaian dengan menggunakan biji sangat ditentukan oleh musim. Hal ini mau menunjukkan bahwa persemaian menggunakan biji hanya bisa dilakukan pada musim buah. Artinya biji yang akan disemai diambil dari hutan dan dibudidayakan dengan suhu di bawah 30°C dan kelembaban mencapai 90º. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa meranti baru dapat berbuah dalam kurun waktu 3 (tiga) Tahun sekali. Ini berarti persemaian menggunakan biji baru dapat dilakukan dalam kurun waktu cukup lama. Dalam persemaian biji dibutuhkan waktu selama 6-8 bulan untuk mencapai masa tanam.
3. Cabutan
Cara pengadaan bibit hampir serupa dengan semai biji. Bibit diambil dari hutan, yang masih kecil dan dicabut. Selepas musim berbuah biji yang berhamburan bertunas secara alamiah dan menjadi bibit tanaman yang cukup potensial pada waktu mendatang. Cabutan itu baru dapat diambil bila sudah mencapai tinggi 18 Cm. Tanaman tersebut diambil berikut dilakukan pemeliharaan secara lebih teliti. Lama pembibitan sampai masa siap tanam membutuhkan waktu 1 (satu) Tahun.
4. Stek Pucuk
Lama pembibitan sampai masa siap tanam adalah 1 tahun. Bibit diambil dari ujung pohon meranti yang berusia kurang dari 5 (lima) tahun. Kemudian ditanam dengan media serbuk gergaji dimasukkan ke dalam Green House. Prosesnya adalah serbuk gergaji direbus untuk menghilangkan getahnya selanjutnya dijemur dan dimasukkan ke dalam wadah penanaman. Tanaman yang pucuknya diambil dan dijadikan stek pucuk dibudidayakan sendiri bukan diambil dari hutan.
Untuk mengurangi penguapan beberapa daun stek pucuk harus dipotong. Hal ini juga untuk menjaga kestabilan kelembaban. Perlakuan khusus terhadap stek pucuk adalah pengkabutan setiap hari supaya kelembaban di dalam Green House terjaga dan penyiraman 4 (empat) hari sekali. Stek pucuk dapat dipindahkan ke lapangan ketika bersia 1,5 tahun. Berdasarkan data yang tercatat pembibitan dengan menggunakan stek pucuk menempati urutan pertama.
5. Stam
Lama pembibitan 1,4 Tahun. Stam dilakukan untuk mencari bibit unggul. Pembibitan Stam dilakukan dengan cara penyambungan terhadap meranti sejenis yang memiliki kualitas unggul. Stam mulai bertunas pada usia 1 bulan. Cara pembibitan ini merupakan metode terapan untuk menjaga ketersediaan bibit meranti.
Secara umum dalam persamaian, suhu dan kelembaban harus diperhatikan secara serius. Suhu harus tidak lebih dari 30ºC dan kelembaban mencapai 90º. Cara-cara yang dilakukan dalam proses persemaian adalah untuk tetap menjaga regenerasi hutan. Hasil dari semua itu kemudian ditanam kembali di hutan. Hal ini mau menunjukkan bahwa PT. SBK tidak ingin adanya kesenjangan antara penebangan dan penanaman. Maka diupayakan berbagai hal berhubungan dengan masalah penyediaan bibit meranti. Searah dengan pemikiran di atas maka dilakukan pembibitan meranti seperti yang sudah diuraikan di atas.




B. Tahap-Tahap Pembibitan
Pembibitan dilakukan untuk menjaga ketersediaan bibit meranti. Ini adalah upaya awal untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Secara umum ada 3 (tiga ) Proses pembibitan, antara lain:
a. Penyungkupan
Penyungkupan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan menggunakan media tanam TOP SOIL (lapisan tanah bagian atas yang berwarna hitam, mengandung kualitas kesuburan amat baik) dan dimasukan ke dalam wadah di mana suhu dan kelembabannya selalu dijaga. Pada proses ini tanaman tidak perlu diberi pupuk karena tanaman tersebut masih mempunyai cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhannya. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiraman secara rutin yakni 4 hari sekali, supaya media tidak terlalu basah dan terlalu kering.
b. Penyapihan
Penyapihan dilakukan dengan tujuan penyesuaian akan lingkungan, di mana sinar matahari yang masuk diatur secara baik. Untuk mengatur kestabilan suhu dan sinar marahari yang masuk digunakan palanet.
1. Blok Penggarisan; kualitas sinar matahari yang masuk ke dalam area pembibitan diatur sedemikian rupa yaitu hanya 25%. Blok ini merupakan lanjutan dari penyungkupan.
2. Blok Penyapihan; kualitas sinar matahari yang diperkenankan masuk ke area pembibitan hanya mencapai 50%. Blok ini merupakan lanjutan dari blok sebelumnya.
3. Blok Siap tanam; kualitas sinar matahari yang masuk ke area pembibitan adalah 75 %. pada blok ini merupakan adaptasi/penyesuaian dengan alam sebenarnya. Artinya tanaman secara perlahan mulai mengalami situasi alam yang sungguhnya.
Dalam masa penyapihan tanaman harus melewati proses yang telah dirancang secara sistematis yaitu dari blok penggarisan hingga blok siap tanam.

B. Aklimitasi/Adaptasi
Pada proses ini bibit mendapatkan perlakuan seperti di habitat aslinya. di mana kualitas sinar matahari yang diterimam adalah 75 %. Hal ini dilakukan supaya bibit terbiasa menerima sinar matahari seperti di alam yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan agar ketika anakan meranti dipindahkan ke lokasi aslinya tidak merasa asing, karena sebelumnya sudah diperkenalkan. Anakan meranti yang telah dipindahkan ke area penanaman asli tetap diperhatikan selama 1 (satu tahun).

C. Media Tanam Pada Pembibitan
Media yang digunakan adalah bahan kompos. Pembuatan ini dilakukan secara alamiah yaitu berbahan daun hijau yang digiling, dicampur dengan kotoran sapi, dan kayu lapuk. Kemudian disimpan selama 2-4 bulan. Daun yang digunakan adalah daun polong dan daun hijau karena daun tersebut mengandung banyak air sehingga proses pelapukannya amat cepat.

D. Pencampuran Bahan Media Tanam
Presentase campuran bahan media tanam adalah sebagai berikut:
Kotoran Sapi 25%, Kayu Lapuk 25%, Daun Hijau 50%. Kemudian proses pelapukan dibantu oleh binatang (cacing,ulat,luwing ).

E. Bibit Yang Di Gunakan
Adapun bibit yang di gunakan adalah jenis kayu Meranti.
Keungulan kayu Meranti antara lain: pertama: Melestarikan pohon/hutan asli daerah Kalbar. Kedua; Suhu dan temperaturenya sesuai dengan jenis kayu Meranti. Ketiga; Usia produksi lebih cepat. keempat; Laku di pasaran.
Berdasarkan data yang tercatat menunjukkan bahwa upaya pembibitan yang dilakukan oleh PT. SBK telah mencapai 53. 500.000 anakan, penanaman perdana dilakukan 10 tahun lalu (tahun 1999). Jika usia panen dilakukan pada usia pohon mencapai 25 tahun berarti dalam waktu 15 tahun mendatang PT.SBK sudah memanen hasil usahanya sendiri. Selama masih memanen hutan alamiah.

F. Jenis –jenis Meranti
Beberapa jenis meranti, antara lain: Lefrosula, Suria Joreisus, Suria Parpefefula, dan Smetiana. Kayu yang diproduksi adalah kayu yang berumur 25 Tahun ke atas yang berdiameter minimal 40 Cm.

G. Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman didahului persiapan lahan. Beberapa hal yang harus dipersiapkan adalah: Pertama; pembuatan jalur bersih sekitar 3M dan jarak antar jalur 20Cm yang dibuat secara manual. Kedua; Pemasangan ajir (patok tanam). Jarak antar ajir tanam adalah 2,5M. Ajir terbuat dari kayu keras yang berdiameter 5-7Cm. Ketiga; Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 x 30Cm. Keempat; Pengisihan lubang tanam dengan top soil yang diambil dari sekitar pohon induk. Pada tanaman meranti yang kurang subur akan diberikan mikoriza (mico = jamur dan riza = akar) yang berfungsi untuk menggemburkan tanah yang pada akhirnya menyuburkan tanah sehingga tanaman meranti dapat bertumbuh lebih subur.










BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PT. SBK merupakan perusahaan yang tidak hanya memanfatkan hutan sebagai upaya pemehutan terhadap kebutuhan bahan bangunan dalam hal ini kayu. lebih dari itu menjaga kelestarian hutan. Pada hakekatnya apa yang ada di muka bumi semua diperuntukan bvagi manusia. hal yang terpenting adalah silakukan secara arif dan bijaksana. Artinya tidak melakukan eksploitasi terhadap hutan. Karena jika itu terjadi akan sangat membahayakan kehidupan manusia.
Dalam pengelolaan hutan cara yang lebih tepat adalah dengan melakukan Tebang Pilih Tanam Jalir (PTPJ). Metode seperti ini telah dilakukan oleh PT. SBK selama sekian tahun dengan teknik Silvikultur ( Close to Nature Silviculture Tecnic ). Dengan menggunakan sistem ini, hutan tidak ditebang tanpa ada perhitungan yang matang. Pohon yang layak ditebang adalah yang berusia menimal 25 tahun dan memiliki diameter 40Cm.
Untuk mencapai tingkat pelestarian hutan PT. SBK telah melakukan berbagai uapya dari tahap persemaian hingga tahap penanaman kembali hutan yang telah ditebang berikut perawatan. Dalam teknik persemaian digunakan beberapa cara yaitu: stek batang, biji, cabut, stek pucuk, stam.
Pada tahap pembibitan beberapa tahap yang harus dilewati sebelum tanaman dipindahkan ke lokasi penanaman adalah: penyungkupan, penyapihan, aklimitasi atau adaptasi


B. Saran
1. Penerapan cara Tebang Pilih Tanam Jalur adalah pilihan yang tepat, karena selain membudidayakan hutan bagi kebutuhan konsumsi manusia tetapi juga tetap menjaga kelestarian alam dan ekosistem yang ada si dalamnya. Pada intinya tidak merusak hutan dan segala ekosistem yang ada di dalamnya.
2. Kegiatan ini amat bermanfaat karena dapat menambah pengetahuan tentang masalah seputar hutan. Oleh karena itu kegiatan serupa ini dapat dilakukan secara berulang.
3. Kegiatan ini merupakan upaya untuk semakin mendekatkan para guru khususnya agar mengenal lebih dalam tentang segala kegiatan yang dilakukan oleh PT. SBK.





LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
KE
CAMP. 53 DAN 54 BINHUT
PT. SARI BUMI KUSUMA (SBK)






BUDIDAYA MERANTI



DISUSUN OLEH
Benyamin P., S.Fil.










TK/SDS SARI LESTARI
PT. SARI BUMI KUSUMA (SBK)
BELABAN ELLA
2009

Di balik Kegagahan

Dewasa ini banyak kasus menerpah kehidupan negara tercinta Indonesia. Kasus yang paling santer adalah masalah korupsi dan MARKUS (makelar kasus). Sekian banyak kasus tersebut di atas belum terselesaikan lalu muncul kasus penyalagunaan wewenang demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Belakangan ini, muncul kasus yang menimpah institusi Polri dan amat menggegerkan publik. Masalah tersebut diuarkan oleh mantan KABARESKRIM, Komjen, Susno Duaji. Ia menyuarakan adanya penggelapan kasus terkait dana pajak yang berkisar 24 triliun rupiah. Dana sebesar ini hanya dapat dilacak adalah sebesar Rp400.000.000, dan sisanya hilang begitu saja. Dana tersebut diduga milik seorang pegawai pajak. Namun berdasarkan penyelidikan pegawai tersebut tidak mungkin mendapat gaji sebesar itu. Akhirnya uang tersebut diblokir oleh KABARESKRIM saat itu (Komjen, Susno Duaji) hingga penyelesaian kasus ini berakhir. Namun belakangan ini uang tersebut raib entah ke mana.
Mencermati kasus ini muncul pula pertanyaan dalam benak masyarakat awam” kok, dalam institusi Polri bisa terjadi masalah seperti itu?” masyarakat tentu akan bingung, jika dalam lembaga kepolisian bisa terjadi seperti ini, kepada siapa kita akan mengadu segala tindakan serupa itu. Tidak heran jika trust masyarakat terhadap lembaga ini mulai agak goyang.
Terlepas dari benar-tidaknya masalah yang diadukan oleh Komjen, Susno Duaji, namun hal ini menunjukkan bahwa siapapun yang melanggar hukum wajib diproses secara hukum. Komjen Susno Duaji mengharuskan institusi Polri melakukan reformasi.
Dalam kasus ini terjadi suatu kejanggalan yang terjadi. Komjen Susno Duaji adalah pihak pelapor atas kasus penggelapan uang pajak yang berkisar 24 triliun rupiah, namun dalam perjalanannya kasus yang diadukan oleh pelapor belum diusut tuntas, malah pihak terlapor sudah bertindak sebagai pelapor atas kasus pencemaran nama baik. Untuk itu diberitakan bahwa Komjen Susno Duaji berstatus sebagai tersangka.
Mungkin kita dapat bertanya: dari mana pihak terlapor (beberapa Jendral) merasa nama baiknya tercemar, pada hal kasus yang diadukan oleh Susno belum terusut tuntas. Pertanyaan lain: kasus manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu: apakah kasus yang diadukan oleh pihak pelapor atau kasus yang adukan oleh pihak terlapor? Agak membingungkan memang, tapi pihak yang berwenang harus mampu melihat ini secara baik.
Gunjang-gunjing tentang masalah tersebut membawa mantan KABARESKRIM Susno Duaji sebagai tokoh yang berani merobohkan kekokohan tembok besi, yang oleh orang awam dilihat sebagai usaha mengadu nyali dan dapat membawa akibat yang amat buruk bagi kehidupannya.

CINTA TERHALANG SIGNAL

Manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Kebutuhan ini sekian intens membuat manusia akan merasa terasing manakala hal ini tidak terwujud. Kehadiran orang lain memberi arti yang amat penting dalam setiap nafas kehidupannya. Orang lain bukan saja hadir sebagai rekan biasa. Akan tetapi kehadiran orang lain yang dimaksudkan di sini adalah sebuah pemenuhan kebutuhan yang amat dibutuhkan oleh perasaan. Dalam arti kehadiran orang lain memberi obat penawar kedinginan dan kehampaan perasaan. Sebab dengan terobatinya kedahagaan perasaan dapat membuat seseorang merasa hidupnya lebih hidup. Artinya kehadiran orang yang dekat dihati membuat hidup ini menjadi lebih nyaman. Kebutuhan ini adalah cinta. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai adalah kebutuhan dasariah manusia yang tak bisa dihalangi oleh siapapun. Sebab semua orang mempunyai hak untuk mencintai dan dicintai, terlepas dari apakah orang yang dicintai turut mencintainya atau tidak.
Walaupun cinta tak dapat dihalang oleh apapun, namun jarak yang terlampau jauh antara dua insan manusia yang sedang memadu tali cinta dapat menjadi factor pengganjal. Kita hanya akan memendam kerinduan cinta yang semakin lama dapat diusir pergi. Namun hal yang boleh dikata menjadi racun bagi kehancuran cinta adalah intensitas komunikasi yang mulai berkurang. Pada zaman yang semakin canggih ini, kebutuhan akan komunikasi amat diperlukan. Sebab orang boleh saja tidak bertemu akan tetapi suara dari orang yang kita cintai dapat menjadi wakil kehadiran dirinya. Sebab berbicara dengan si dia dapat membuat kita membangkitkan imajinasi bahwa seseorang yang kita cinta berada dalam jarak rangkulan dan bisa saja kita akan enggan untuk memutus komunikasi tersebut.
Berhadapan dengan komunikasi jarak jauh, maka timbul satu persoalan yaitu signal. Signal kini telah menjadi kebutuhan yang sulit terabaikan. Ketiadaan signal amat mengganggu relasi cinta manusia. Sebab cinta terasa hambar tanpa kata bersahutan antara dua insan yang saling merajut kata hati. Cinta tanpa komunikasi adalah memendam rasa tanpa keinginan. Cinta tanpa komunikasi ibarat membangun rumah tanpa bahan bangunan. Cinta tanpa kehangatan suara adalah sebuah relasi yang mengekang diri dan menciptakan kejahatan terhadap hati. Sebab cinta mengandaikan komunikasi. Cinta tanpa komunikasi dan sebaliknya adalah bohong atau “keinginan yang tidak ingin”.
Jika demikian halnya apa usaha yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi persoalan ini. Mungkinkah manusia hanya dapat melakukan satu cara komunikasi?

HARGA DIRI CALON PEMIMPIN

Di tengah harga bahan pokok kebutuhan manusia melambung tinggi membuat manusia semakin kelimpungan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Beberapa pihak mengangkat sebuah perbandingan dengan cara menurunkan harga dirinya (biar harga kebutuhan pokok melambung yang terpenting harga diri terjangkau banyak pihak). Dalam pada itu manusia tidak tinggal diam. Ia selalu mencari sesuatu yang merupakan solusi instan dari kehidupannya yang semakin menantang. Pada situasi seperti ini masih santer apabila orang kembali menggemakan bunyi hukum rimbah. Struggle for life dan struggle of life menjadi harga mati untuk bisa bertahan hidup di tengah krisis ini.
Pada saat di mana akan diadakan pemilihan figure tertentu menjadi pemimpin di sana akan terlihat situasi yang amat berseberangan. Ambil contoh pada saat PILEG, akan muncul sebuah situasi dalam harga diri manusia amat dipertaruhkan. Para calon mulai menurunkan harga jual dirinya sampai pada tingkat paling nista sekalipun. Amat sering mereka terlihat menaruh perhatian penuh terhadap nasib anak bangsa, mereka menjadi amat dermawan. Pada saat situasi berubah berdasarkan derajat farenheit.
Ada satu situasi yang amat menarik pada saat itu. Para calon mulai merasa bahwa kehadiran tumbuhan menjadi hal yang cukup penting dalam menghantar dia ke kursi legislative. Pohon yang mungkin hanya sebagai paru-paru hidup beralih fungsi menjadi sarana pemajangan poster para calon. Para calon rela menggantungkan dirinya dipohon, mereka menjadi sahabat pepohonan. Namun kalau ditanya berapa banyak pohon yang pernah mereka tanam sebagai bukti bahwa mereka mencintai alam. Tentu pertanyaan ini akan hilang pergi tertiup angin tanpa ada jawaban.

FALLING IN LOVE

Sejak dahulu manusia ada selalu didasarkan atas cinta. Walaupun terkadang cinta itu hanya bersifat sesaat. Manusia sampai kapanpun tetap sebagai makluk pencari dan penyebar cinta. Ia selalu ingin dicintai dan mencintai. Cinta adalah sebuah harta tak ternilai yang dimiliki oleh hati manusia. Cinta pula yang membuat hidup manusia semakin bermakna. Tanpa cinta hidup terasa hambar, bahkan gairah hidup seakan terkikis olehnya. Ia hadir untuk memberi hidup lebih hidup.
Cinta membuat segala sesuatu menjadi indah dari apa yang dianggap oleh orang lain tidak indah. Ia pun membuat sesuatu luar biasa dari apa yang biasa. Ia seolah membuat banyak hal menjadi lebih bermakna yang oleh orang lain kurang bermakna.
Cinta sebenarnya lahir dari keinginan untuk mencintai dan.dicintai. Seseorang mengatakan ia mencintai seorang yang lain serentak dengan itu ia mengaharapkan agar yang lain itu mencintainya. Secara simple subyek yang mencinta saling mengharapkan. “Aku mencintai kamu konsekuensinya adalah kamu juga harus mencintai aku”
Namun pemahaman tentang cinta yang lurus adalah ia bersifat tidak memaksa. “aku mencintai kamu dan adalah hakmu untuk mencintai aku”. Jadi dalam urusan cinta seseorang bisa menjadi pemuja rahasia. Cinta itu bersifat membiarkan hati untuk menemukan jawaban dari sebuah pencarian tentang hakekat hidup manusia. Mencintai adalah menciptakan ruang untuk hati dapat berbicara secara tulus, lurus dan jujur. Mencintai adalah menerima apa kata hati. Mencintai adalah mendengarkan bisikan hati, karena ia adalah pusat perasaan asali manusia. Ia tidak mungkin berbohong. Ia hanya bisa mengatakan apa yang seharusnya ia katakan. Ia menjujung tinggi nilai kebenaran.
Pendek kata, sebuah perasaan yang lahir dari hati adalah sebuah ungkapan kejujuran. Ia bisa memberi tanpa harus memaksa untuk menerima. Ia hanya mempunyai kewajiban untuk memberi karena didorong oleh tekanan perasaannya itu. Jadi cinta menunjukkan kehadiran kita tidak terkungkung bagi diri kita seorang. Akan tetapi kehadiran kita seolah tidak bernilai bagi diri sendiri tetapi bernilai bagi orang lain. Karena dalam cinta kita membaktikan diri bagi kehidupan banyak orang. “aku hadir untukmu lebih besar nilainya dari pada aku ada untuk diriku”
Uraian di atas menghantar kita pada satu persoalan mendasar yaitu “mengapa aku mencintai kamu”. Apakah aku tulus mencintai kamu dan apa dasarnya?

MANUSIA SETENGAH DEWA

Hidup dalam sebuah lingkungan masyarakat akan sangat besar kemungkinan terjadinya gesekan. Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan seseorang yang mampu mengayomi semuanya. Orang itu lazim disebut sebagai pemimpin.
Siapakah pemimpin? Ini bukan merupakan pertanyaan asing bagi kebanyakan orang. Sebab semenjak terbentuknya suatu lingkungan kehidupan masyarakat, pertanyaan tersebut akan muncul. Pertanyaan ini akan lebih actual manakala dalam lingkungan masyarakat tertentu terjadi penyalagunaan kekuasaan oleh pemimpin tertentu. Jika merenung sejenak dan mencoba memberi arti dari pemimpin maka kita akan menyatukan idealisme bersama Iwan Fals yakni pemimpin yang berjiwa manusia setengah dewa atau dalam bahasa Friederich Nietzche adalah Ubermench.
Pemimpin yang dibutuhkan adalah ia yang tidak menutup matanya terhadap penderitaan rakyat. Sebab ia ada karena rakyat ada, bukan sebaliknya. Oleh karena itu perhatian utamanya harus diarahkan kepada rakyat khususnya yang menderita.
Dalam acara Golden Ways yang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta, Mario Teguh mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah ia yang berusaha menjadikan rakyatnya besar, sebab masyarakat menggantungkan harapan mereka pada pemimpinnya itu. Artinya pemimpin harus bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Seorang pemimpin juga harus memperhatikan para bawahannya sebab para bawahan telah mempersembahkan usia pengorbanannya sebagai bentuk kerja sama dalam memajukan masyarakat.
Pendek kata, dalam masa transisi kekuasaan masyarakat mengharapkan hadirnya sosok pemimpin yang walaupun berwujud manusia tetapi berhati dewa, atau dalam istilah Iwan Fals disebut sebagai manusia setengah dewa. Hadirnya pemimpin seperti ini tentunya merupakan dambaan setiap orang, karena secara umum diakui bahwa kesejahteraan masyarakat amat ditentukan seorang pemimpin. Pemimpin yang hadir sebagai manusia setengah dewa adalah ia yang mempunyai semangat dedikasi luar biasa, bukan saja dengan kata-kata akan tetapi lebih pada praktek hidup.
Seorang pemimpin adalah ia yang mempunyai rasa takut. Ia harus takut kalau dalam masa pemerintahannya visi-misinya hanya berkisar di atas kertas belaka tanpa ada realisasi di lapangan. Ia harus takut kalau seusai masa pemerintahannya segala macam persoalan belum terselesaikan bahkan menciptakan banyak persoalan baru. Ia juga harus takut jika para bawahannya tidak berkembang dan tidak bekerja secara bebas. Ia harus takut kalau di tempat kerja diselimuti suasana yang tidak nyaman, terjadi persaingan yang tidak sehat, terbentuk gap-gap. I harus mampu menyikapi suasana ini secara arif dan berbesar hati.
Pemimpin adalah the King, ia adalah raja, akan tetapi bawahannya adalah The King Makers atau para pembuat raja. Raja akan terjungkal jika bawahannya berpaling dari padanya. Para bawahan akan melakaukan hal demikian manakala sang pemimpin menutup mata terhadap bawahannya. Kesuksesan seorang pemimpin pada dasarnya bukan atas kerja kerasnya, akan tetapi semua itu tercipta berkat perjuangan dan dedikasi para bawahan. Oleh karena itu jangan pernah menganggap sepeleh dengan para bawahan.
Manusia Setengah Dewa yang diidealkan oleh seorang Iwan Fals adalah seorang pemimpin yang sungguh membaktikan dirinya sesuai jabatannya. Pemimpin yang sungguh mendedikasikan dirinya bagi orang kebanyakan. Pemimpin adalah dia yang tahu mengorganisir semua aparat untuk melaksanakan tugas mulia yaitu mensejahterahkan kehidupan bersama. Pemimpin itu harus memiliki telinga yang lebar sehingga peka dan mampu mendengar jeritan-penderiantaan rakyat dan tahu memprioritaskan hal-hal tertentu. Pemimpin itu harus memiliki mata yang besar yang bisa melihat segala hal yang terjadi dalam lingkungan wilayahnya dengan demikian ia mampu mencari dan menemukan solusi dari sekian banyak persoalan itu.
Pemimpin adalah orang yang terbuka terhadap berbagai masukan dan kritikan sebab dengan itu ia berkembang dan terbentuk mejadi leader yang baik. Pemimpin adalah orang yang bijaksana dan bisa mengambil keputusan demi kepentingan banyak orang. Pemimpin adalah orang yang tidak cepat tersinggung, tidak mudah putus harapan, tidak lari dari persoalan, harus bertanggung jawab. Jika demikian halnya maka ia tidak membawa sentimen pribadi dalam mengambil kebijakan demi kepentingan bersama. Pemimpin yang baik adalah ia yang tidak mencampur adukan segala persoalan hidupnya ke dalam urusan kerja. ia tidak membawa persoalan pribadi, rumah tangga, ke dalam lingkungan kerja, ia harus professional.

Neneku guruku